Liburan Anti-Mainstream, Jalan-Jalan ke Yangon Myanmar

Apalagi jika karena bukan penerbangan murah dari AirAsia yang motto nya “Now everyone can fly” yang membuat saya mengunjungi kota Yangon, Myanmar. Serasa seperti liburan anti-mainstream, karena menurut saya Myanmar belum menjadi desitinasi pilihan orang Indonesia untuk berlibur ke luar negeri. Maka dari itu, bau petualangan jelas tercium ketika saya check-in di Terminal 3 Ultimate Soekarno-Hatta pada bulan Maret 2018 lalu.

Penerbangan pertama adalah penerbangan dini hari pukul 01.30 ke Kuala Lumpur dan dilanjutkan ke Yangon, Myanmar. Saya sangat menyarankan teman-teman untuk melakukan check-in online dan mencetak boarding pass secara mandiri di rumah, sehingga tidak perlu untuk melewati gerbang imigrasi di KLIA (Kuala Lumpur International Airport) untuk melakukan check-in penerbangan KL ke Yangon.

Menurut saya, waktu 2 hari dinilai cukup untuk mengunjungi semua tempat menarik yang ada di Yangon. Jika teman-teman berniat untuk mengunjungi Bagan, maka waktu perjalanan akan ditambah sebanyak 3 hari menjadi 5 hari. Sepenggal cerita dan pengalaman saya mengunjungi Bagan dapat dibaca pada halaman ini.

Berikut merupakan beberapa hal yang saya sarankan kepada teman-teman yang berniat mengunjugi Yangon:

  1. Berbeda dengan Malaysia yang diharuskan mengajukan visa, WNI dibebaskan visa untuk kunjungan wisata maksimal 15 hari. Karena wajah masyarakat Indonesia dan Malaysia serupa (serumpun), jika ditanya apakah sudah ada visa atau belum ketika di Kuala Lumpur, jawab saja bahwa kita adalah WNI.
  2. Cukup membawa koper berukuran kecil (cabin-size)
  3. Bawalah dollar (USD) dari Indonesia. Waktu itu saya membeli 100 USD di Indonesia dan menukarkan semua uang saya ini ke 130.000 Kyats di Bandara Internasional Yangon. 1 Kyats lebih kurang = 10 Rupiah.
  4. Pastikan telah meng-install aplikasi Grab karena Grab sangat popular di Yangon sebagai sarana transportasi.
  5. Belilah simcard lokal sesampainya di bandara Yangon. Provider ooredoo tersedia di kota Yangon. Untuk kuota internet 2GB hanya perlu menghabiskan krocek sebesar 4500 Kyats.
  6. Tidak perlu risau dengan makanan halal dan tempat sholat. Di Yangon terdapat banyak masjid dan restoran halal yang bisa dicari menggunakan google map. Restoran halal yang saya kunjungi adalah India Hut dan Mai Thai. Dari segi harga keduanya sama, lebih kurang 50.000-70.000 rupiah untuk sekali makan. Hanya saja, Mai Thai adalah masakan halal terenak yang pernah saya cicipi selama berada di Myanmar 😉
  7. Bawalah payung. Hampir semua orang baik laki-laki dan perempuan menggunakan payung ketika berjalan di tengah kota pada siang hari disebabkan oleh cuaca yang begitu panas.

Sesampainya di bandara, saya memesan grab untuk diantarkan ke hotel tempat saya menginap. Teman-teman tidak perlu kaget, mungkin suasana di kota Yangon tidaklah se-wah suasana Jakarta. Lebih kurang menurut saya suasana Yangon mirip dengan suasana di India. Namun keramahan lokal disana tidak begitu berbeda dengan Indonesia.

Yang manarik tentang kota Yangon adalah:

  1. Banyak masyarakat laki-laki atau perempuan menggunakan masker kuning yang disebut sebagai Tanaka di jalanan. Konon katanya masker ini mampu memberikan efek dingin kepada muka sekaligus sebagai perawatan wajah alami ala masyarakat Myanmar. Tanaka bisa dibeli dan dijadikan oleh-oleh kosmetik dari Myanmar 😉
  2. Masyarakat pria menggunakan kain sarung kemana-mana, baik itu di tengah kota, pasar, tempat wisata dan juga mall.
  3. Sistem lalu lintasnya menggunakan jalur kanan untuk berkendara, namun posisi sopir atau pengendara berada di sebelah kanan mobil. Unik bukan?
  4. Yangon adalah kota yang cukup multikultur, namun kebanyakan dari mereka berwajah Asia selatan yang mirip dengan orang India.

Tempat destinasi Favorit selama di Yangon

1. Sule Pagoda

Kebetulan Pagoda ini tidak begitu jauh dari tempat hotel saya menginap dan bisa ditempuh dengan jalan kaki. Tarif masuknya adalah 4000 Kyats, dan di dalam kita melihat-lihat bagaimana orang-orang beribadah dan berdoa kepada sang Budha.

WhatsApp Image 2018-04-16 at 17.21.49.jpeg

2. Maha Bandula Park

Saya menganggapnya sebagai taman kota yang cukup ramai dikunjungi oleh warga. Ada beberapa spot foto yang menurut saya bisa menghiasi akun instagram teman-teman semua. Dan tentunya tidak dipungut sepeser Kyats pun untuk menikmati fasilitas umum ini.

WhatsApp Image 2018-04-16 at 17.24.26.jpeg

3. Melihat sunset di Kandawgyi Lake

Cukup dengan hanya membayar 300 Kyats per orang kita bisa mengambil foto Shewdagon pagoda dari dermaga Kandawgyi lake.

IMG_20180327_175405.jpg

4. Shwedagon Pagoda

Shwedagon pagoda merupakan pagoda terbesar di kota Yangon. Menurut saya, Shwedagon merupakan simbol agama Budha terbesar yang ada di kota Yangon. Tiket masuknya cukup mahal yaitu sebesa 10000 Kyats yang setara dengan Rp 100.000,-. Pagoda ini cukup besar dan tinggi, dan waktu terbaik mengunjunginya adalah pada sore hari hingga malam hari (pukul 5 sore hingga 8 malam) dimana lampu-lampu pagoda mulai dinyalakan dan memberikan kesan glamour tersendiri.

WhatsApp Image 2018-04-16 at 17.24.01.jpeg

Sebenarnya, masih terdapat beberapa pagoda lainnya yang bisa dikunjungi. Namun, karena tujuan utama trip saya ke Myanmar adalah ke negeri sejuta candi di Bagan, saya menyudahi trip di Yangon untuk 2 hari saja.

Start your own adventure now!

 

Leave a comment

Create a website or blog at WordPress.com

Up ↑